Beranda > Penyakit fisik > Sarkoma kaposi, Kaposi’s sarcoma (KS) – Herpes 8

Sarkoma kaposi, Kaposi’s sarcoma (KS) – Herpes 8

Kaposi’s sarcoma (KS) adalah tumor yang disebabkan oleh Human herpesvirus 8 (HHV8), juga dikenal sebagai Kaposi’s sarcoma-terkait herpesvirus (KSHV). Penyakit ini semakin dikenal luas di tahun 1980-an karena merupakan salah satu infeksi yang terkait dengan AIDS. Penularannya melalui semua jenis hubungan seksual khususnya melalui pertukaran cairan tubuh dan kontak kulit dengan luka (lesi).

Gambaran klinis
Luka KS berupa lesi dan noda yang berwarna-warni merah, ungu, coklat, atau hitam, dan biasanya papular << i can’t translate this word, anybody can help me?

Luka tersebut biasanya ditemukan pada kulit, walau bisa juga tersebar di tempat lain terutama mulut, gastrointestinal tract dan saluran pernafasan. Pertumbuhan dari sangat lambat ke sangat cepat.

Kaposi sarkoma pada wajah

Kaposi sarkoma pada wajah

Infeksi pada Kulit
Umumnya terjadi pada wajah, mulut dan kemaluan. Biasanya luka berbentuk seperti yang dijelaskan pada gambaran klinis di atas, tetapi mungkin juga akan menjadi seperti plak (pada telapak kaki), atau bahkan ikut terlibat dalam perusakan kulit dan kematian jaringaan sel kulit. Terkait pembengkakan (edema/swelling) yang timbul, mungkin berasal dari peradangan setempat atau lymphoedema. Lesi-lesi pada kulit menjadikan penampilan fisik luar penderita menjadi jelek, dan menyebabkan banyak efek yang berhubungan dengan psikososial.

Infeksi pada mulut
30% Lesi KS dalam mulut bisa jadi bersamaan dengan infeksi candidiasis. Ini juga merupakan awal tanda bagi 15% pengidap HIV untuk memasuki tahap AIDS yang juga mengidap KS. Dalam mulut, langit-langit yang keras yang paling sering terkena, kemudian diikuti pada gusi. Lesi di mulut dapat dengan mudah rusak oleh permen, makan atau berbicara.

Kaposi sarkoma pada mulut dan gusi

Kaposi sarkoma pada mulut dan gusi

Infeksi pada gastrointestinal (saluran dan organ tubuh dalam manusia dari mulut sampai usus).
Hal ini banyak terkait dengan pasien pengidap AIDS, saat kekebalan tubuhnya sangat lemah. Luka pada Gastrointestinal tidak terlihat atau menyebabkan kehilangan berat badan , rasa sakit, mual / muntah, diare, pendarahan (dalam bentuk darah kental/berlendir karena gesekan usus), malabsorption (ketidakmampuan usus menyerap nutrisi), dan kesulitan buang air besar.

Infeksi pada Respiratory (saluran pernapasan)
KS pada respiratory bergejala sesak nafas, demam, batuk, hemoptysis (batuk darah), sakit dada, atau mungkin ditemukan melalui sinar x-ray di dada. Diagnosis biasanya dikonfirmasi dengan bronchoscopy dan kadang dengan biopsied (biopsi).

Diagnosa
Walaupun KS dapat diduga dari tampilan luka pasien dan faktor-faktor risiko, yang pasti diagnosis hanya dapat dilakukan dengan biopsi dan pemeriksaan mikroskopis, yang akan menunjukkan keberadaan kumparan sel. Deteksi KSHV protein LANA dalam sel tumor mengkonfirmasikan diagnosis.

Pencegahan
Jangan berganti-ganti pasangan seks, atau (kalau terpaksa sekali) pakai kondom dengan cara yang benar.

Pengobatan
Kaposi’s sarcoma tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dikurangi kekambuhannya selama bertahun-tahun dan ini adalah tujuan untuk perawatan. Keganasan KS terkait dengan kekurangan jumlah dan kekuatan imun tubuh. Memperbaiki imun tubuh dapat memperlambat atau menghentikan perkembangan KS. Di 40% atau lebih pasien dengan kaitan AIDS, Lesi KS akan layu/rontok setelah menjalani terapi antiretroviral (ARV). Namun, dalam persentase tertentu dari pasien, Kaposi’s sarcoma bisa berkembang lagi setelah beberapa tahun (walau tetap mengkonsumsi ARV). Hal ini terutama jika HIV tidak sepenuhnya dapat ditekan. Pasien dengan beberapa luka dapat diterapi dengan radiasi atau cryosurgery. Operasi pada umumnya tidak dianjurkan karena Kaposi’s sarcoma dapat muncul kembali pada bekas luka. Infeksi yang lebih luas atau penyakit yang mempengaruhi organ internal, umumnya dirawat dengan terapi sistemik dengan Interferon alfa, liposomal anthracyclines (seperti Doxil) atau paclitaxel.

Peringatan:
Untuk pembaca umum, jangan coba beli obat sendiri tanpa resep dokter karena bisa membuat kuman resisten (kebal) terhadap obat. Harap ditanyakan pada dokter/medis yang berkompeten, untuk dokter/medis yang ingin mempelajari bisa dicek di alamat Wikipedia (paling bawah) yang sudah diberi link ke alamat bersangkutan (tampaknya masih diperlukan tambahan literatur).

Sumber: Wikipedia
Pic source: Photobucket.com.

Semua isi artikel ini hanyalah merupakan informasi untuk menambah pengetahuan, diagnosa dan obat untuk menyembuhkan penyakit terkait dengan artikel ini HARUS dikonsultasikan kepada dokter sesuai bidangnya terlebih dahulu.

  1. 8 Juli 2013 pukul 20:17

    Normally I do not read article on blogs, however I would like to say that this write-up very compelled me to try and do so! Your writing taste has been surprised me. Thank you, very great post.

  2. 7 Agustus 2014 pukul 23:56

    Excellent way of explaining, and fastidious piece of writjng to take information about my presentation topic, which i am going to convey
    in institution of higher education.

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar